SUARA INDONESIA JAWA TIMUR

Akademisi UIJ: Saatnya Orang Pesantren Pimpin Jember

Tamara F - 17 July 2024 | 20:07 - Dibaca 1.56k kali
Politik Akademisi UIJ: Saatnya Orang Pesantren Pimpin Jember
Akademisi UIJ Abdul Latif Najmuddin (tengah), usai menjadi pemateri dalam diskusi Pasak yang digelar PMII Rayon FKIP UIJ di Aula MWC NU Wuluhan, belum lama ini. (Foto: PMII Rayon FKIP UIJ untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER – Selama empat periode kepemimpinan di Jember, belum pernah ada tokoh pesantren yang menjadi bupati di Kabupaten Pandhalungan ini. Rata-rata, mereka berlatar belakang birokrat dan pengusaha. Kini, saatnya wakil santri memimpin kota yang dikenal memiliki seribu pondok pesantren tersebut.

Pernyataan itu disampaikan oleh Abdul Latif Najmuddin, pemerhati politik yang sekaligus dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Jember (UIJ). Akademisi yang pernah menjadi ketua partai ini menyebut, dalam segi pengetahuan orang pesantren sudah pantas. Mereka memiliki bekal yang cukup dalam memimpin.

“Dalam pesantren, santri belajar banyak hal, bahkan ngeliwet nasi dengan tungku kayu pun ada ilmunya. Dan hal semacam itu tidak ditemukan dalam sekolah formal. Kecuali ekstrakurikuler, tapi itu juga jarang. Jangan hanya melihat pesantren dari sisi media saja,” ujar Gus Latif, panggilan akrabnya.

Bahkan, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jember tahun lalu, dirinya menginginkan Gus Firjaun yang menjadi Bupati Jember, bukan hanya sebagai wakil. Selain karena dari dunia pesantren, juga merupakan putra KH. Ahmad Shiddiq. “Maaf ya, saya tidak mengatakan itu karena bupatinya Pak Haji Hendi atau siapapun,” jelasnya.

Pada Pilkada tahun ini, tersirat kabar Muhammad Fawait maju dalam Pilkada Jember. Ia merupakan tokoh yang berasal dari pesantren. Karena hal itu, Gus Latif mendukungnya dalam kontestasi politik tersebut.

Gus Latif juga cukup mengenal politisi yang akrab disapa Gus Fawait. Keduanya pernah berada dalam satu almamater di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan tergabung di organisasi Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember di Yogyakarta (IKPMJ).

“Dari segi keilmuan Fawait itu sudah baik. Dia orang pesantren. Pendidikannya di pesantren. Dan terkait juga akademiknya luar biasa. S1 dia Unair (Universitas Airlangga, Red), S2-nya di UGM,” tambahnya.

Baginya, Gus Fawait adalah orang yang mudah belajar. Dari sisi politik, Gus Fawait telah memiliki pengalaman yang cukup, dirinya pernah menjadi anggota legislatif.

Namun, berbicara Bupati Jember, sampai hari ini, Gus Latif belum menemukan pemimpin sebaik Muhammad Zainal Abidin (MZA) Djalal. Yang terkenal dengan jargonnya “Membangun Desa Menata Kota”.

“Hal itu juga dibuktikan dengan mendapatkan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian, Red) dalam segi pengelolaan keuangan. Pada saat JFC (Jember Fashion Carnaval, Red) di masanya pun, itu contoh sebagai penataan kota dan ruang masuknya investasi ke Jember,” tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Tamara F
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya