SUARA INDONESIA, JEMBER – Lantaran tak punya biaya untuk mereparasi, Sutikno (52), pemilik selep keliling asal Dusun Kraton, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, terpaksa memarkirkan alat kerjanya itu.
Mesin selep itu, sudah rusak sejak enam bulan lalu. Meski sempat diperbaiki, tapi satu bulan setelahnya, diesel yang menjadi masalah, kembali rusak sampai mangkrak. Hingga hari ini, sudah terhitung 5 bulan Sutikno memarkirkan alat mata pencahariannya tersebut.
Umar Fahrur Rozi (22), anak pertama Sutikno, mengungkapkan hal itu kepada Suaraindonesia.co.id, ketika ditemui di kediamannya, Sabtu (27/7/2024) kemarin.
"Kini mesin dieselnya sudah dikilokan sama Ayah. Soalnya mesin di dalamnya hancur. Kalau diperbaiki itu tidak murah. Dan sekarang cuma menyisakan kerangka bodinya saja," terangnya.
Dia menjelaskan, biaya untuk memperbaiki selep kelilingnya, kurang lebih Rp 8 juta hingga Rp 12 juta. Karena harus membeli mesin diesel baru. Dan itu bukan nominal yang kecil bagi keluarganya. "Kira-kira seharga satu sapi kata ayah," ujarnya.
Kini, Sutikno bekerja serabutan. Biasanya tetangga di sekitar rumahnya meminta dicarikan bambu di hutan untuk keperluan sawah. "Namun itu tidak setiap hari," tambah Umar, panggilan akrabnya.
Berbeda dengan setengah tahun sebelumnya, ketika mesin penggiling padi miliknya masih berfungsi, Sutikno akan berkeliling desa untuk menawarkan jasa selepnya.
"Tapi kami masih memiliki keinginan untuk menjalankan lagi bisnis selep tersebut. Cuma masih nunggu rezeki untuk beli mesin diesel baru," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara F |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi