SUARA INDONESIA, SURABAYA - Pemilu tahun ini menjadi kontestasi paling seru sekaligus sengit antar caleg saling merebutkan suara masyarakat. Situasi politik yang ketat itu juga muncul di Kota Surabaya.
Bahkan, beberapa caleg petahana dikabarkan gagal mempertahankan kursinya. Seperti terjadi di dapil 3 meliputi Kecamatan Wonocolo, Rungkut, Sukolilo, Tenggilis Mejoyo, Gunung Anyar, Mulyorejo dan Bulak.
Tak hanya dapil 3, dapil 1, 2, 4, dan 5 pun beberapa caleg petahana terpaksa gigit jari merelakan kursinya 'direbut' caleg pendatang baru.
Menurut pandangan pengamat politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam, kegagalan caleg petahana dirasa tidak mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat pemilih.
"Berarti caleg petahana oleh pemilih dianggap tidak memperjuangkan kepentingan konstituen," kata Mubarok kepada media saat dihubungi melalui pesan seluler, Kamis (07/03/2024).
Lebih lanjut, Mubarok menilai kegiatan caleg petahana saat menjabat pada periode sebelumnya patut dipertanyakan.
"Seandainya pun melakukan kegiatan, para petahana dianggap tidak optimal membela kepentingan warga," tuturnya.
Tentunya, kepastian itu masih menunggu hasil rekapitulasi di tingkat kota. Sementara KPU Surabaya sendiri memastikan penghitungan suara di tingkat kota bisa rampung pada hari ini, Kamis (07/03/2024).
"Maksimal tanggal 7 (rekapitulasi) sudah tuntas," kata Ketua KPU Surabaya, Nur Syamsi kepada awak media.
Sekedar informasi, hanya 50 caleg bakal lolos dan melenggang di kursi legislatif DPRD Surabaya untuk periode 2024-2029. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi