SUARA INDONESIA, BANGKALAN - Pengamat Pemilu Independen (PPI) Yodika Saputra, mengkritik Sistem Rekapitulasi Suara Pemilu (Sirekap) 2024. Sistem yang disiapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu dinilai sudah menghabiskan banyak anggaran, tetapi hasilnya nihil. Banyak kendala terhadap pembaruan data perolehan suara pemilu.
Pihaknya mendesak KPU Pusat agar segera memperbaiki Sirekap yang bermasalah. Terutama, KPU Bangkalan, agar segera memperbarui data pemilu legislatif di kabupaten setempat. Ini agar masyarakat bisa melihat langsung hasil perhitungan suara. Sebab, pembaruan data Sirekap pileg di Bangkalan menjadi terendah di Jawa Timur.
Hingga pukul 21.00 WIB, capaiannya hanya 11,55 persen. Dari jumlah 3.082 hanya 356 TPS yang sudah masuk data Sirekap. Jauh sekali jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang rata-rata sudah di atas 50 persen.
"Ini menunjukkan kinerja SDM struktural KPU Bangkalan yang masih belum cakap. Atau memang sengaja tidak di-update agar bisa main-main dengan skor perolehan suara. Jangan sampai itu menjadi dugaan yang benar," jelasnya.
Dia mengungkapkan kekecewaannya pada KPU. Sebab, KPU menyiapkan Sirekap menggunakan uang rakyat. Namun, rakyat tidak bisa mengawal semua tahapan pemilu, karena teknologi Sirekap bermasalah dan data tak update. Hal itu bisa membuat potensi kecurangan semakin terbuka lebar.
"Anggaran Sirekap ini besar. Jika betul-betul update berjenjang dari tingkat KPPS bisa mengurangi potensi kecurangan," ungkapnya.
Jadi, lanjutnya, perlu segera diperbaiki agar masyarakat bisa berpartisipasi mengawal semua tahapan pemilu. Sebab, mulai tingkat KPPS sudah ada anggarannya semua.
"Memang di kabupaten lain ditemukan banyak masalah pada Sirekap ini. Tapi khusus data pileg Bangkalan, tidak update data Sirekapnya. Malah jadi terendah updating datanya di Jatim. Apa saja kerjaan struktural di KPU Bangkalan ini. Mereka kan bekerja harusnya untuk ini," kesalnya.
Sementara itu belum ada konfirmasi resmi dari KPU Bangkalan mengenai kendala data Sirekap pileg kabupaten setempat yang tidak update. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Moh.Ridwan |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi