SUARA INDONESIA, JEMBER- Penampilan Tari Remo yang dibawakan siswi SMP Negeri 3 Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyita perhatian guru dan kepala sekolah (kepsek). Bahkan, mereka memberi saweran atas pertunjukan seni itu sebagai bentuk apresiasi.
Tari khas Jawa Timur yang biasanya ditujukan menyambut tamu tersebut, berlangsung saat acara lepas pisah Kepala SMPN 3 Puger yang berlangsung di sekolah setempat, Desa Mojomulyo, Kecamatan Puger, Selasa (20/2/2024). Sebelumnya, sekolah yang berada di kawasan pesisir ini dipimpin oleh Ni’matul Khoiroh, kini dinakhodai oleh Mohamad Solikin.
Selain Tari Remo, agenda lepas pisah juga diisi dengan pembacaan puisi “Anak Pesisir”. Karya sastra yang dibacakan oleh salah seorang siswi ini, mengisahkan tentang orang-orang pesisir yang menyambut tamu mereka. Puisi ini juga menggambarkan kehidupan para siswa yang sekolah di SMPN 3 Puger, yang tinggal di Jalur Lintas Selatan (JLS), kawasan pesisir selatan Jember.
“Saya bangga dan bahagia bisa menjadi kepala sekolah di sini. Karena anak-anak pesisir ini semangat dan kompak. Terbukti saat jambore literasi beberapa waktu lalu di sekolah ini, mereka sangat antusias,” ujar Ni’matul Khoiroh.
Sementara itu, Mohamad Solikin, kepala sekolah yang baru, mengatakan, setelah mendapat amanah memimpin sekolah yang berjarak sepelemparan batu dari bibir pantai ini, pihaknya akan mengoptimalkan semua potensi yang ada.
Meski fasilitasnya serba terbatas, tapi Solikin berkata, animo masyarakat dan wali murid di sekolah itu cukup tinggi. Kondisi inilah yang disebutnya dapat menjadi modal mengembangkan sekolah yang berdekatan dengan wisata Pantai Cemara tersebut.
Mantan Kepala SDN Glundengan 02 Kecamatan Wuluhan ini mengungkapkan, keterbatasan fasilitas sekolah, seperti jumlah ruang kelas, bukan alasan untuk berhenti mengembangkan pendidikan. Karena, kata dia, proses pembelajaran tak harus dilaksanakan di dalam ruangan, tapi juga bisa di luar. Terlebih, kondisi alam dan lingkungan di sekolah itu cukup mendukung.
“Terbukti, awalnya setiap angkatan itu hanya satu kelas, tapi dua tahun belakangan sudah dua kelas. Jadi total ada lima kelas. Harapannya, tahun ajaran baru nanti mendapat dua kelas kembali, sehingga jumlahnya ada enam kelas. Ini merupakan potensi yang dapat terus dikembangkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, kepala sekolah yang tinggal di Desa Grenden, Kecamatan Puger ini, berharap, antusiasme dan animo masyarakat setempat terus meningkat. Tak hanya mendukung aktivitas pembelajaran siswa semata, tapi juga mempercayakan putra putri mereka menempuh pendidikan di SMPN 3 Puger.
“Kami ingin membuktikan, bahwa sekolah pinggiran dengan keterbatasan sarana dan fasilitas, juga mampu berprestasi seperti sekolah-sekolah lain. Kami yakin, sebab kami memiliki modal semangat siswa, dukungan guru dan wali murid, serta masyarakat sekitar,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara F |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi