SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - International Paragliding Accuracy Championship (IPAC) 2024 Category 2 (Cat 2) di Gunung Menyan, Banyuwangi, diramaikan puluhan atlet paralayang dari berbagai wilayah di Indonesia.
Bahkan seorang atlet dari Rumania, Adrian D Dumitru, datang untuk mengikuti ajang sport tourism berkelas dunia yang digelar empat hari 25-28 Mei 2024 ini.
Di hari terakhir perlombaan, para atlet paralayang yang baru saja menyelesaikan penerbangan mereka dari puncak Gunung Menyan, memberikan kesan yang sangat positif.
Medan yang menantang dan pemandangan yang memukau membuat pengalaman terbang di tempat ini menjadi sangat berkesan.
Menurut beberapa atlet, Gunung Menyan menawarkan kondisi angin yang ideal dan rute penerbangan yang seru, sehingga menambah adrenalin serta semangat mereka.
"Terbang di sini sangat menantang, tapi justru itu yang membuat seru. Pemandangannya juga luar biasa indah," ujar Muhammad Ismat Fadillah, atlet dari DKI Jakarta.
Atlet yang menjuarai ajang Batu International Tourism Paragliding Festival 2023 ini juga mengaku takjub dengan kearifan lokal Banyuwangi.
“Saat melakukan pendaratan paralayang selalu ada masyarakat lokal yang menyemangati. Mereka sangat ramah dan baik-baik. Pengalaman ini sangat menyenangkan, saya sangat menyukainya,” ungkapnya.
Senada dikatakan Agus Sumanjaya, atlet paralayang dari Bali. Menurutnya, yang membedakan spot Banyuwangi dengan luar daerah yakni lokasi landing.
Kondisi angin yang berubah-ubah saat landing membuat Agus lebih tertantang untuk sampai di titik pendaratan yang ditentukan.
“Situasi ini memicu adrenalin saya. Jadi harus lebih tenang dan menggunakan feeling. Bagi saya, spot ini (Gunung Menyan) bagus untuk sebuah akurasi dan kompetisi,” tukasnya.
Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Paralayang Banyuwangi, Salikul Imam mengatakan, ajang Banyuwangi International Paragliding Accuracy Championship (BIPAC) seri 2 ini diikuti 75 atlet.
Rinciannya 26 atlet paralayang perempuan dan 49 atlet paralayang laki-laki. Mereka berasal dari 9 Provinsi di Indonesia dan satu perwakilan dari Rumania.
Kategori yang dilombakan dalam ajang paralayang tersebut yakni ketepatan mendarat. Jadi para atlet saat terbang dan menuju landing mereka mencari nilai terkecil saat mendarat.
“Lebih pada akurasi. Siapa yang nilainya terkecil itu yang menang,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kejuaraan International Paralayang Cat 2 di Banyuwangi ini merupakan kerjasama antara Pemkab dan FASI. Ajang ini merupakan seri kedua yang digelar di Indonesia. Pada tahun ini, ada tiga seri lain yang digelar di Indonesia.
"Kami bersyukur Banyuwangi dipilih jadi tuan rumah rangkaian series IPAC. Dengan event ini, tentunya membuktikan Gunung Menyan layak terus dikembangkan potensinya sebagai spot paralayang di Indonesia," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Terbang dengan paralayang di Gunung Menyan memberi pengalaman unik. Puncak gunung ini punya ketinggian 730 meter di atas permukaan laut.
Berparalayang dari Gunung Menyan menawarkan lansekap indah pegunungan dan perkotaan di Banyuwangi. Gunung Menyan merupakan bagian dari gunung api purba berusia 33 juta tahun.
"Sport tourism seperti paralayang ini merupakan salah satu cara kami untuk memperkenalkan potensi destinasi Gunung Menyan yang menyuguhkan keindahan lansekap gunung purba dari ketinggian," kata Bupati Ipuk yang pernah menjajal paralayang di Gunung Menyan. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi