SUARA INDONESIA JAWA TIMUR

Menakar Kandidat Kepala Daerah Bangkalan Pasca Pileg 2024

Moh.Ridwan - 19 March 2024 | 10:03 - Dibaca 1.77k kali
Politik Menakar Kandidat Kepala Daerah Bangkalan Pasca Pileg 2024
Ilustrasi kandidat pilkada Bangkalan. (Istimewa)

SUARA INDONESIA, BANGKALAN - Pasca pemilihan legislatif (pileg) 2024, peta politik dalam pemilu kepala daerah (Pilkada) 27 November mendatang dipastikan bakal seru. Pasalnya, perubahan struktur pimpinan di DPRD Bangkalan akan berdampak pada tokoh-tokoh yang akan diusung. 

Pada 2024, kekuasan di kursi dewan dipegang oleh PKB sebagai pemenang pileg DPRD Bangkalan dengan perolehan 9 kursi. Disusul berurutan, PDIP meraih 7 kursi. Gerindra memperoleh 6 kursi. PPP mendapatkan 6 kursi.

Kemudian, PAN memperoleh 5 kursi, Golkar 5 kursi, Nasdem 4 kursi, Demokrat 4 kursi, Hanura 2 kursi,  Gelora 1 kursi dan Perindo 1 kursi.

Perolehan kursi tersebut menjadi syarat awal partai untuk berkoalisi mengusung calon bupati-wakil bupati. Itu sebagai syarat ambang batas pencalonan kepala daerah sedikitnya 20 persen dari jumlah kursi DPRD atau 15 persen akumulasi suara sah.

Bisa dipastikan, kombinasi koalisi parpol di Pilkada Bangkalan tak berbanding lurus dengan komposisi koalisi parpol di pusat. Di tambah dengan parpol non parlemen di pusat tetapi punya kursi di DPRD.

Di Pilkada Bangkalan, koalisi parpol cenderung berjalan tanpa pola yang jelas. Tidak ada pertimbangan ideologis parpol. Yang ada adalah bagaimana memenuhi persyaratan dengan jumlah dukungan parpol yang mempunyai kursi di parlemen yang berasaskan kekuatan tokoh dan amunisi anggaran yang kuat.

Akhirnya, koalisi partai yang tak sejalan di pusat pun  bisa membangun koalisi untuk tercapainya calon kepala daerah. Hal itu lumrah terjadi pada setiap kontestasi pilkada di daerah.

Tak hanya itu, tak ikutnya petahana dalam kontestasi politik pilkada kali ini menjadikan setiap tokoh berpotensi untuk bisa menang dan mencalonkan diri. Sebab, kepentingan kekuasaan yang ada saat ini akan cenderung bersikap netral.

Pengamat Pemilu Independen, Yodika Saputra melihat peta politik tahun 2024 akan terasa berbeda. Pertarungan akan lebih sengit. Sebab, jika melihat ke depan, tak ada lagi peran tokoh sentral yang menjadi jembatan semua latar belakang kepentingan dan tokoh.

Menurutnya, jika pilkada sebelumnya, ada peran tokoh sentral sebagai jembatan politik. Kali ini, suasananya akan berbeda. Potensial calon kepala daerah mempunyai akar pengalaman sendiri. Mereka sudah dibentuk berdasarkan pengalaman selama belakangan terakhir.

"Selama 10 tahun ini, ada peran tokoh sentral untuk penentuan calon bupati-wakil bupati. Saat ini peran itu tidak ada. Semua pihak sudah menjelma jadi tokoh masing-masing," katanya.

Tak hanya itu, peran kepala desa masih mendominasi dalam setiap situasi pemilu. Calon kepala daerah yang mempunyai kedekatan dan menguasai politik desa bakal diprediksi menjadi pemenangnya. 

"Koalisi nanti akan berasal dari ketokohan yang kuat. Menguasai sistem dan mesin politik. Tentu punya kekuatan modal yang kuat," ujarnya.

Dia memprediksi, untuk calon bupati akan berasal dari politisi dan tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh dan rekam jejak yang kuat terhadap warna Bangkalan belakangan terakhir.

Wakilnya bisa dari kalangan tokoh pengusaha, tokoh birokrasi, tokoh perempuan atau pun TNI Polri. Semua latar belakang bisa masuk dan berperan dalam kontestasi politik Bangkalan. Tentunya, komposisi bupati-wakil bupati ini akan tarik ulur mengenai ketahanan modal untuk kontestasi.

"Yang akan mendominasi kemenangan elektabilitas dan popularitas calon. Koalisi yang memiliki mesin politik dan amunisi anggaran kuat yang akan memegang kekuasaan," jelasnya.

Menurutnya, karena tidak ada petahana, mesin kekuasaan akan berasal dari penguasa tingkat desa. Dalam hal ini kepala desa yang menjadi tokoh kuat pada tiap wilayah. 

"Jadi barometer juga, siapa yang menguasai dan menanam pengaruh paling kuat ke kepala desa. Dia juga jadi pemenangnya," ungkapnya.

Adapun sejumlah nama mulai dicocokkan untuk menakar potensi Pilkada. Berikut nama-nama potensial yang muncul yaitu,

Dari kalangan politisi dewan
1. Syafiuddin Asmoro (DPR RI)
2. R Imron Amin (DPR RI)
3. KH Hasani Zuber (DPR RI)
4. KH Nasih Aschal (DPRD Provinsi)
5. Mahhud (DPRD Provinsi)
6. H Fatkhurrahman (DPRD Kabupaten)

Dari kalangan birokrasi,
1. Setijabudi
2. Joko Supriono 
3. Ishak Sudibyo 

Dari kalangan tokoh masyarakat dan pengusaha
1. KH Hasbullah Muhtarom
2. KH Imron Fatah
3. KH Imam Buchori
4. H Moh Rawi
5. Farid Al-Fauzi
6. Isro'

Dari TNI-Polri
1. Kolonel CPM Moh Sawi
2. Brigjen TNI Rasidin

Dari kalangan tokoh perempuan
1. Zainab Zuraidah
2. Siti Masnuri Fuad (*)


 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Moh.Ridwan
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya