SUARA INDONESIA, JEMBER – Salah seorang sesepuh warga tingkat 2 Mas Bagus Jumat memberikan tanggapan, terkait komentar beberapa akun di media sosial yang terkesan menyudutkan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Menurut Bagus, dalam ajaran PSHT tidak pernah diajarkan untuk melakukan pengeroyokan dan penganiayaan serta menyakiti orang lain.
”PSHT tidak ada ajaran arogan, tetapi persaudaraan. Andaikan itu ada, itu adalah ulah oknum, itu mencoreng organisasi,’ terang bagus menjelaskan, Selesa (23/07/2024).
Pendekar bagian pembinaan di wilayah Jember utara ini kembali mengulas, pendidikan ajaran Setia Hati terkait dengan upaya mendekatkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam semesta.
“Pendidikan pencak silat serta ajaran Setia Hati dan nilai-nilai Budi Luhur dikembangkan Gerakan Budi Luhur untuk melanjutkan perjuangan Ki Hajar Hardjo Oetomo yang dikenal sebagai pahlawan perintis kemerdekaan,” katanya membeberkan.
Melalui gerakan budi luhur ini, lanjut Bagus, Persaudaraan Setia Hati Terate terus berupaya ikut “memayu hayuning bawono” dalam upaya mewujudkan masyarakat nyaman, adil, makmur, dan sejahtera lahir batin.
“Ajaran dan nilai-nilai budi luhur merupakan “ruh” pergerakan PSHT dalam mendorong setiap warga anggotanya agar keberadaannya semakin bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tutupnya.
Ketika ditanya terkait pengeroyokan terhadap polisi di Kelurahan Kaliwates usai pengesahan, dirinya mengaku itu diluar kontrol organisasi.
"Kita hidup di negara hukum juga mendukung penegakan hukum. Bahkan di media ketua cabang sudah tegas, anggota yang melanggar pepacuh hukuman dari organisasi adalah dipecat," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara F |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi