SUARA INDONESIA, BANDUNG - Eri Fajar Nugraha yang merupakan salah satu petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Jatisari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat gugur setelah menjalankan tugas pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Almarhum meninggal pada Selasa 20 Februari 2024 sekitar pukul 16.30 WIB.
Mendengar kabar tersebut, Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono bersama Forkopimda Kota Bandung bertakziah ke kediaman Almarhum.
Pada kesempatan tersebut, Bambang mengucapkan bela sungkawa yang sangat mendalam atas gugurnya Almarhum Eri Fajar Nugraha.
"Saya bersama jajaran Forkopimda dan Pemkot Bandung melaksanakan takziah ke kediaman Almarhum Pak Eri. Atas nama Pemerintah Kota dan Forkopimda kami menyampaikan duka yang sangat mendalam. Mudah-mudahan keluarga almarhum diberikan ketabahan dan almarhum Husnul khatimah," kata Bambang Tirtoyuliono usai melaksanakan takziah dikediaman Almarhum Eri Fajar Nugraha, Rabu, (21/2/2024).
"Ia (Almarhum Eri Fajar Nugraha) merupakan Anggota KPPS. Beliau meninggal kemarin (Selasa, 20 Februari 202). Laporannya ia meninggal sesak nafas lalu dibawa ke rumah sakit dan meninggal di rumah sakit," ujarnya menambahkan.
Menurutnya, Eri Fajar Nugraha merupakan salah satunya pahlawan demokrasi di Kota Bandung, karena gugur setelah melaksanakan tugas negara menjadi penyelenggara Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 lalu.
"Beliau (Almarhum Eri Fajar Nugraha) menurut saya adalah salah satu pahlawan demokrasi. Pesta demokrasi kita yang terbesar di dunia. Saya rasa tidak berlebihan, beliau adalah pahlawan demokrasi di Kota Bandung," ujarnya.
Bambang mengungkapkan, di Kota Bandung tercatat ada dua anggota KPPS dan satu anggota Linmas yang meninggal setelah melaksanakan tugas.
"Ada tiga orang satu di Ujungberung, satu di Tamansari dan ini terakhir di Buahbatu," ujarnya.
Ia memastikan, Pemkot Bandung bertanggungjawab terkait biaya pelayanan kesehatan para petugas KPPS dan Linmas yang dirawat di rumah sakit.
"Pemkot Bandung turut bertanggung jawab salah satunya biaya selama mereka masuk rumah sakit melalui UHC," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, almarhum Eri meninggal karena sesak nafas pada saat sedang menjemput anaknya sekolah.
"Pak Eri sedang mau menjemput anaknya yang sekolah, naik motor lalu sesak nafas lalu meninggal," ujarnya.
Anhar menyebut sampai saat ini ada lima orang anggota KPPS yang masih dirawat di beberapa rumah sakit. Total Dinkes telah menangani 542 orang petugas KPPS yang sakit pasca melaksanakan tugas.
"Dengan berbagai gejala, sebagian besar ringan dan telah tertangani. Yang dirujuk ke rumah sakit total ada 22 orang dan yang masih di rawat ada 5 orang," katanya.
Ia menyebut, berdasarkan pemantauan terdapat 3 sampai 4 orang sakit tipes.
"Kalau melihat seperti itu kemungkinan kelelahan. Selebihnya macam-macam. Semua biaya perawatan para petugas ditanggung Pemkot Bandung melalui UHC," ungkapnya. **
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Sugiyanto |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi