SUARAINDONESIA, SAMPANG - Kapal bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui Dinas Perhubungan setempat, diduga tak mau angkut jenazah, yang meninggal dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mohamad Zyn Sampang.bAkibatnya, pihak keluarga korban terpaksa harus mencari kapal warga.
Tak ayal, tranportasi yang bertuliskan Trunojoyo tersebut, mendapatkan keluhan dari warga di Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang.
Salah seorang warga setempat Isman membenarkan, sependek yang dia ketahui, kapal bantuan pemerintah itu tak pernah mau mengantarkan jenazah yang meninggal dari luar Kepulauan Desa Marparan.
Pasalnya, kata dia, sejauh ini banyak jenazah yang meninggal dunia, diangkut oleh kapal warga. Padahal menurutnya, transportasi tersebut harusnya hadir untuk membantu masyarakat setempat.
"Bukannya kapal tersebut untuk pelayanan masyarakat, tapi kenapa kok yang saya tau tidak optimal kapal tersebut dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Sehingga Warga yang meninggal diangkut dengan kapal kecil yang tak layak, ini bukan satu atau dua kali saja," Jelasnya, Jumat (12/01/2023).
Hal senada juga diungkapkan oleh warga lain, inisial S. Dia mengatakan, memang ada warga wafat di RSUD Sampang. Kemudian, jenazahnya dibawa ke rumah duka mengunakan ambulance rumah sakit.
Namun, sesampai di dermaga, kapal milik warga yang sering digunakan untuk mengangkut jenazah, mesinnya sedang bermasalah. Sedangkan untuk kapal Trunojoyo tersedia, akan tetapi awak kapal seolah tak memperdulikan hal tersebut.
Dia mengaku, sangat kecewa dan prihatin atas keadaan tersebut.
"Tapi kapal hibah dari kabupaten tak berkenan mengangkut jenasah, padahal dari pihak keluarga yang sedang berduka sudah minta tolong pada manta Kades Marparan Romli, tapi tidak ada tindakan, entah itu apa alasannya," tuturnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, PJ kepala Desa Abdul Gafur menegaskan, bahwa kapal Trunojoyo 3 milik Marparan, diperbolehkan mengangkut jenazah warga Marparan. Namun, menurutnya, tidak ada koordinasi dari pihak keluarga korban pada pengemudi kapal.
"Untuk keluarga jenasah yang mengakut memang tidak ada kordinasi ke supirnya," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Hoirur Rosikin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi