SUARA INDONESIA JAWA TIMUR

Cerita Warga Sumenep Jadi Korban Angin Puting Beliung Selepas Solat, Suasana Mencekam

Wildan Mukhlishah Sy - 10 January 2024 | 12:01 - Dibaca 1.23k kali
Peristiwa Cerita Warga Sumenep Jadi Korban Angin Puting Beliung Selepas Solat, Suasana Mencekam
Salah satu rumah warga terdampak bencana alam hujan deras dan angin puting beliung. Foto: Wildan/suaraindonesia.co.id

SUARA INDONESIA, SUMENEP- Bencana hujan deras dan angin puting beliung melanda sejumlah wilayah di Desa Nambekor, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Selasa (09/01/2023) menyebabkan belasan tiang listrik dan pohon robo, serta 54 rumah rusak ringan hingga berat. 

Salah seorang warga setempat Zakiyah menceritakan, saat kejadian kondisi di daerahnya sangat mencekam, dengan suasana gelap gulita, disertai intensitas hujan tinggi dan angin kencang. 

Kala itu, dirinya sedang melaksanakan salat zuhur. Tak lama kemudian, dia mendengar bunyi "kretek-kretek" yang bersumber dari atap rumahnya, akan tetapi masih diabaikan. 

Selepas solat, tiba-tiba sejumlah genteng di rumah Zakiyah terangkat ke atas, yang membuatnya panik dan segera berlari ke luar rumah. Tak ayal, ia menyaksikan angin puting beliung yang besar, juga telah menerjang beberapa hunian warga sekitar. 

Bahkan, ia menggambarkan asbes dan genteng di atap rumah warga dengan mudah terangkat akibat bencana tersebut, seperti daun-daun kering yang berterbangan dibawa angin. 

"Nkok buru laju ka luar, marena ngeding ktetek-kretek e genteng. Depak ka luar ye ternyata bede palak taon. Genteng ruwah padena deun mon eabbet angin. (Saya langsung lari ke luar, setelah mendengar bunyi ktetek-kretek. Nyampe luar ternyata ada puting beliung. Genting itu, sudah seperti daun kering yang dibawa angin itu, red)," ungkapnya. 

Dia melanjutkan, sebagian masyarakat yang mampu untuk berlari secara berhamburan keluar dari rumah sambil menjerit ketakutan. Akan tetapi, beberapa lainnya memilih pasrah dan sudah siap dengan kemungkinan terburuk. 

Kata dia, angin puting beliung awalnya berasal dari barat, lalu menuju tambak ikan di depan Balai Desa Nambekor, kemudian ke arah selatan dan membabat habis atap rumah warga. 

"Se bisa buru ye buru, tape se tak bisa ye pasrah mon jet la depak ka ajalla roh. (Yang bisa lari ya lari, tapi yang tidak bisa ya pasrah, mungkin ini memang sudah ajalnya kata mereka, red)," lanjutnya. 

Setelah reda, dia menambahkan sejumlah material rumah berupa genteng, asbes dan kayu-kayu berserakan di halaman. Bencana itu, menyebabkan puluhan rumah di wilayah setempat mengalami kerusakan ringan hingga parah. 

Meski hujan dan angin puting beliung telah reda, namun tidak dengan tangisan warga. Mereka yang menjadi korban, masih meratapi kondisi bangunan yang atapnya berhasil diporak-porandakan oleh bencana tersebut. 

Zakiyah mengaku, dirinya memilih untuk segera melakukan perbaikan rumahnya. Karena jika tidak, dikhawatirkan akan tergenang banjir, saat hujan kembali datang. 

"Ye langsung epateppak der beerik. Mon njek, takok pas benjir dile ojen. (Ya punya saya langsung diperbaiki dari kemarin. Kalau tidak takut banjir saat hujan lagi, red), " tutupnya. 

Sekedar diketahui, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui BPBD setempat, telah menyalurkan bantuan kepada para korban yang rumahnya terdampak angin puting beliung.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sedangkan terkait kerugian, pihak BPBD masih akan melakukan pendataan dan verifikasi kerusakan masing-masing bangunan.(*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya