SUARA INDONESIA JAWA TIMUR

Penurunan Toko Obat di AS: Dampak dan Upaya Mengatasi Kesenjangan Akses Kesehatan

Aditya - 15 June 2024 | 20:06 - Dibaca 461 kali
Kesehatan Penurunan Toko Obat di AS: Dampak dan Upaya Mengatasi Kesenjangan Akses Kesehatan
Penurunan Toko Obat di AS. (Ilustrasi/@Pixabay)

SUARA INDONESIA, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah mengalami penurunan signifikan dalam jumlah toko obat yang tersedia bagi masyarakat

Dampaknya sangat terasa, terutama di antara warga perkotaan dan pedesaan yang bergantung pada toko obat sebagai sumber utama perawatan kesehatan dan nasihat medis.

Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi akses terhadap obat-obatan yang diperlukan tetapi juga mengurangi pilihan bagi banyak individu untuk mendapatkan bantuan langsung tanpa harus menghadiri klinik atau kantor dokter.

Sejumlah faktor telah berkontribusi pada penutupan massal toko obat di AS.

Sebelum pandemi, toko besar seperti CVS, Walgreens, dan Rite Aid berkembang pesat, memberikan layanan 24 jam dan mempekerjakan banyak apoteker.

Namun, seiring waktu, biaya operasional yang tinggi dan perubahan dalam kebutuhan konsumen telah memaksa banyak toko untuk menutup pintunya.

Ini diperparah oleh krisis kesehatan seperti krisis fentanil, yang menyebabkan kebutuhan yang lebih besar akan layanan kesehatan yang mudah dijangkau.

Penurunan jumlah toko obat bukan hanya masalah logistik tetapi juga sosial.

Banyak masyarakat, terutama mereka yang tinggal di lingkungan mayoritas berkulit hitam dan keturunan Latin, mengalami kesulitan untuk menjangkau layanan kesehatan yang mereka butuhkan.

Data menunjukkan bahwa komunitas ini memiliki akses yang lebih terbatas terhadap toko obat dibandingkan dengan lingkungan mayoritas kulit putih.

Ini menciptakan kesenjangan dalam akses kesehatan yang dapat memperburuk ketidaksetaraan kesehatan yang ada.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah dapat diambil.

Pertama, mendukung toko obat independen dengan kebijakan yang mempermudah operasi mereka dan mengurangi biaya administratif.

Pemerintah setempat dapat memberikan insentif fiskal atau subsidi untuk mendukung pemeliharaan toko obat di komunitas-komunitas yang membutuhkan.

Selain itu, menggalakkan program pelatihan untuk apoteker yang mampu berkomunikasi dalam bahasa yang dominan di masyarakat tertentu juga merupakan langkah yang bijaksana.

Mengamati penurunan dramatis dalam jumlah toko obat di Amerika Serikat adalah masalah serius yang perlu segera diatasi.

Dengan meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan melalui mempertahankan dan mendukung toko obat yang ada, kita dapat mengurangi disparitas kesehatan yang ada di seluruh negeri.

Keterlibatan pemerintah, kolaborasi dengan asosiasi profesi, dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan perubahan positif dalam sistem perawatan kesehatan Amerika Serikat. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV