SUARA INDONESIA, JOMBANG - Pengrajin ketupat di Dusun Ngembeh, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kebanjiran pesanan di momen lebaran tahun ini. Produksi ketupat mereka meningkat signifikan, hingga mencapai ribuan ketupat sehingga perajin panen cuan.
Meningkatnya permintaan ketupat di Jombang, dinilai menjadi indikator tingginya minat masyarakat terhadap tradisi lebaran, di mana ketupat menjadi salah satu hidangan wajib di meja makan saat Hari Raya Idul Fitri.
Pantauan di lokasi sentra produksi pembuatan ketupat di Dusun Ngembeh, menunjukkan aktivitas pembuatan ketupat yang hampir satu gang di dusun ini.
Bahkan, ketupat yang diproduksi mempu tembus ke Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang.
Salah satu perajin ketupat, Samiah (50) mengatakan, bahwa pesanan ketupat meningkat signifikan hampir 100 persen dari hari biasanya.
Biasanya, ia membuat dua ribu ketupat, tetapi tahun ini permintaan meningkat hingga 15 ribu ketupat yang sudah dipesan pelanggan.
"Permintaan banyak dibandingkan dengan hari biasanya. Sekarang membuat ketupat dan lepet sebanyak 15 ribu untuk yang sudah dipesan pelanggan," paparnya, Senin (15/04/2024).
Samiah mengatakan, harga per sepuluh ikat ketupat adalah Rp 20 ribu dengan isi sepuluh buah, sama dengan harga lepet isi sepuluh yang juga Rp 20 ribu.
"Untuk pemasaran, dipasarkan di Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang untuk produksi ketupatnya," pungkasnya.
Perajin ketupat lainnya, Muji Slamet mengatakan, bahwa permintaan ketupat tahun ini sangat banyak, bahkan bisa mencapai ribuan ketupat.
Ia mampu memproduksi lima ribu ketupat dan lima ribu lepet untuk Lebaran Idul Fitri tahun ini.
"Per hari bisa menghabiskan 50 kilogram beras untuk dijadikan bahan baku ketupat. Banyak permintaan dari luar daerah di momen Lebaran Idul Fitri ini," pungkasnya.(*).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi