SUARA INDONESIA, SURABAYA - Asprov PSSI Jatim berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pembinaan usia dini demi mencetak karakter pemain yang nantinya bakal bermain di level nasional ataupun internasional.
Selain itu, Asprov PSSI Jatim juga memiliki misi untuk mempersatukan Sekolah Sepak Bola (SSB) yang berada di bawah naungannya. Hal itu terlihat dalam gelaran Football Grassroots Festival, di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Minggu (30/06/2024).
Sekretaris Umum Asprov PSSI Jatim, Joko Tetuko menyebutkan, adanya gelaran ini bertujuan membentuk pondasi dan karakter pemain sejak usia dini.
"Untuk memberikan pondasi life skill, yang bagaimana dia menjadi pemain yang jujur, sehingga nanti menjadi pemain yang memiliki pondasi yang baik," kata Joko.
Ia menyampaikan, selain Surabaya ada tiga kota di Jatim yang juga menggelar Football Grassroots Festival, di antaranya Kediri, Madiun dan Lumajang. Hanya memang peserta terbanyak ada di Kota Pahlawan.
"Di Surabaya ada tiga sesi. Masing-masing sesi diikuti 360 pemain untuk kategori usia (KU) 10 dan 12," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Football Grassroots Festival, Raja Siahaan menilai kegiatan semacam ini begitu luar biasa karena antusiasme para pemain muda yang hadir.
Raja berharap, dunia sepak bola tanah air bisa terus berkembang dengan di mulai dari akar rumput, yakni SSB di setiap daerah.
"Anak-anak ini mempunyai mimpi bisa bermain menjadi pemain profesional. Kita harapkan mereka untuk terus mengembangkan skill, fisik dan mental bermain," pungkas Komite Pengembangan Usia Muda Asprov PSS Jatim ini.
Bergulirnya Football Grassroots Festival ditandai dengan pelepasan puluhan balon ke udara. Tidak hanya itu, Asprov PSSI Jatim juga memberikan bola kepada setiap pemain.
Seperti pantauan di lokasi, Lapangan Kodam V Brawijaya dipadati para pemain muda yang ditemani orang tua mereka masing-masing. Tak ketinggalan, Askot PSSI Surabaya dan Sekretariat Daerah (Sekda) Surabaya pun turut menghadiri acara. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Lukman Hadi |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi