SUARA INDONESIA JAWA TIMUR

Kemarau Panjang, Kasus DBD di Jombang Menurun Drastis

Gono Dwi Santoso - 29 December 2023 | 06:12 - Dibaca 1.44k kali
Kesehatan Kemarau Panjang, Kasus DBD di Jombang Menurun Drastis
Pelaksanaan Fogging sarang nyamuk Aedes Aegypti oleh Puskemas Cukir di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada bulan Desember tahun 2023 ( Foto : Istimewa)

SUARA INDONESIA, JOMBANG- Memasuki musim hujan, ancaman serangan demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, tetap harus diwaspadai. Meskipun pada 2023 ini jumlah kasus di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menurun dibanding tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang drg. Budi Nugroho mengatakan, sampai akhir Desember ini pihaknya menerima laporan sebanyak 19 warga terserang DBD. Dia menyebut, semua pasien tertangani dengan baik, tidak ada yang meninggal.

Budi mengungkapkan, dibandingkan tiga tahun belakangan, kasus DBD menurun drastis. Pada 2020 ada 142 kasus, 2021 ada 76 kasus, dan 2022 ada 117 kasus. “Ada penurunan cukup signifikan,” katanya, Kamis 28 Desember 2023, kemarin.

Budi menjelaskan, sebanyak 19 kasus itu, tersebar di sejumlah wilayah. Di antaranya, tiga kasus di Puskesmas Cukir dan Mojowarno, dua kasus di Puskesmas Jabon dan Dukuhklopo, serta sembilan kasus merata di beberapa puskesmas. “Paling banyak menyerang anak-anak,” tambahnya.

Budi menuturkan, terkait menurunnya kasus DBD di Jombang, salah satu yang paling mendominasi adalah musim kemarau panjang. Sehingga membuat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD sangat minim.

"Selain itu, kami mengakui kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk pola hidup bersih dan sehat. Dan faktor lainnya karena imunitas masyarakat semakin meningkat,” paparnya.

Budi juga mengakui, pihaknya sudah mulai melakukan antisipasi saat memasuki musim hujan ini. Di antaranya menerbitkan surat edaran kewaspadaan dini terhadap DBD ke puskesmas, rumah sakit dan organisasi perangkat daerah lainnya.

“Kemudian kami juga menyiagakan sarana dan prasarana di layanan kesehatan sebagai antisipasi lonjakan kasus DBD. Ini dalam rangka antisipasi KLB DBD dengan mengadakan penanggulangan fokus dan PSN, apabila ada kasus DBD dengan hasil penyelidikan epidemiologinya positif," pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya