SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Anggota Komisi V DPR RI, H Sumail Abdullah mendorong percepatan pembangunan Jembatan Tambong di Jalan Raya Banyuwangi-Jember, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi.
Bahkan Politisi sekaligus Ketua Partai Gerindra Banyuwangi itu terjun langsung ke lokasi, Selasa (25/6/2024). Peninjauan dilakukan bersama rombongan dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali (BBPJN Jatim-Bali).
Sumail mengatakan, Jembatan Tambong yang dibangun pada 1981 jenis bottleneck ini kerap menjadi biang kemacetan di saat puncak liburan.
Mesti bukan di hari libur, setiap harinya lalu lintas di jembatan tersebut cukup tinggi. Sehingga sering terjadi kepadatan kendaraan yang lewat.
“Saya sempat terjebak macet disini (Jembatan Tambong) saat hendak ke bandara beberapa waktu lalu. Memang sudah seharusnya diperbaiki,” katanya.
Menurut Sumail, Jembatan Tambong nantinya akan dibuat menjadi jembatan ganda. Baik dari sisi kajian dan desain jembatan ternyata sudah selesai.
“Berdasarkan desainnya anggarannya sekitar Rp 16-17 miliar,” bebernya.
Saat ini tinggal melakukan pembebasan lahan sekitar 3-5 meter yang berbatasan antara lahan milik Provinsi Jatim dan lahan milik warga.
“Artinya dari provinsi perlu dihibahkan dulu ke nasional agar bisa dibangun. Sementara dari sisi kajian dan desain sudah rampung. Untuk existing kami pertahankan,” imbuh Sumail.
Kepala BBPJN Jatim-Bali Rakhman Taufik menyampaikan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan redinas kriteria jembatan, serta kesiapan lahan.
“Ini ada dua kepemilikan lahan. Pertama milik pemprov ada plangnya dan kedua milik warga. Ini kami koordinasikan terlebih dahulu,” ungkapnya.
Secara teknis, lahan yang perlu dibebaskan sekitar 730 meter persegi milik pemprov dan 400 meter persegi milik warga.
“Pembebasan lahan untuk warga nantinya ada serah terima barang milik negara ke kita, itu pun kalau pemprov setuju,” imbuh dia.
Taufik menyebut, pengerjaan Jembatan Tambong tidak memungkinkan dilakukan di tahun ini karena masih banyak yang perlu disiapkan. Sehingga akan diusulkan di tahun 2025.
“Jadi tergantung kesiapan lahan, dari segi konstruksi saat ini cukup berat. Karena bentang saja 40 meter, apalagi lahan belum. Nanti kami usulkan bisa 2025,” tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi