SUARA INDONESIA JAWA TIMUR

Kesemek, Buah Khas Hutan Gunung Lawu yang Jadi Buruan Warga

Prabasonta/Erik P - 26 May 2024 | 18:05 - Dibaca 1.71k kali
Ekbis Kesemek, Buah Khas Hutan Gunung Lawu yang Jadi Buruan Warga
Kesemek yang merupakan buah khas hutan Gunung Lawu, saat ini sudah mulai musim panen. Dalam sehari, pedagang di Pasar Telaga Sarangan dapat menjual hingga satu kuintal. (Foto: Yoni Setyo R/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, MAGETAN - Warga lereng Gunung Lawu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, saat ini sudah mulai panen buah kesemek. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pedagang yang menjual buah itu di lokasi wisata Pasar Telaga Sarangan. Kini, banyak warga yang memburu buah tersebut.

Buah kesemek saat ini sudah mulai panen, para pedagang yang berada di Pasar Telaga Sarangan sibuk menjual buah tersebut. Bahkan dalam satu hari, para pedagang dapat menjual hingga satu kuintal, dengan harga Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogramnya.

Banyaknya pembeli membuat stok para pedagang yang berada di lapak mereka cepat habis. Peminat buah kesemek tidak hanya warga lokal Magetan, namun warga luar kabupaten juga banyak yang memburu buah tersebut.

"Seperti dari Solo, Madiun, Ponorogo, Nganjuk hingga Surabaya. Saat ini harga jual buah kesemek antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Dalam sehari kami dapat menjual satu kuintal," kata Alfi, salah satu pedagang di Pasar Telaga Sarangan, Minggu (26/5/2024).

Sementara itu, buah kesemek yang dalam bahasa latinnya disebut Diospyros kaki, tumbuh subur di hutan Gunung Lawu. Buah tersebut merupakan asli buah dari negeri Tirai Bambu.

Buah ini diyakini mempunyai beberapa khasiat. Di antaranya, bisa menurunkan berat badan, mencegah pertumbuhan kanker, mengurangi peradangan, menjaga kesehatan mata, dan mengurangi risiko kolesterol.

Buah kesemek mempunyai rasa manis, lebih enak dikonsumsi bila buah sudah matang. Namun demikian, banyak warga yang mengonsumsi buah tersebut yang masih belum matang dengan rasa manis juga.

Pada Juni mendatang, merupakan puncak musim panen buah kesemek di wilayah Gunung Lawu. Dengan rata-rata satu pohon bisa dipanen antara dua hingga tiga kuintal. (*)

Pewarta: Yoni Setyo R

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Prabasonta/Erik P
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya